HODEIDA, iNews.id - Dewan Keamanan PBB mengkhawatirkan bencana lingkungan yang bakal ditimbulkan kapal tanker Yaman jika tidak segera mendapat penanganan serius. Permasalahannya, upaya PBB terhalang oleh kepentingan milisi Houthi.
Kapal tanker milik Yaman, FSO Safer, mengangkut 1,1 juta barel minyak mentah berada di Pelabuhan Hodeida yang dikuasai milisi Houthi. Tanker berusia 45 tahun itu dalam kondisi tak laik berlayar karena sejak lima tahun terakhir tak pernah mendapat perawatan akibat perang.
Beberapa bagian kapal diketahui sudah mengalami pengeroposan dan ditakutkan akan menyebabkan kebocoran minyak atau bahkan meledak. Jika insiden tersebut sampai terjadi, bencana lingkungan akibat pencemaran minyak mentah mengancam kehidupan Laut Merah serta 10.000 orang yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut. Butuh waktu setidanya sampai 30 tahun untuk memulihkan lingkungan terdampak pencemaran minyak mentah.
Dewan Keamanan PBB menaruh perhatian pada ancaman bencana lingkungan yang berpotensi ditimbulkan oleh kapal tanker tersebut. Mereka sudah mengirimkan rincian rencana tim inspeksi untuk mengadakan perbaikan dan menentukan langkah selanjutnya terkait pencegahan kebocoran minyak kepada pemberontak Houthi yang menguasai Pelabuhan Hodeida.
Pada Minggu (11/7/2020) kemarin, PBB mengatakan sudah mendapat persetujuan awal dari milisi Houthi yang dibekingi Iran. Namun, hanya beberapa hari setelahnya mereka mengubah keputusan. Hal serupa pernah mereka lakukan saat PBB hendak melakukan misi perdamaian di Djibouti pada 2019.