Direktur Pusat Inovasi Teknik Medis Universitas Khalifa Cesare Stefanini mengatakan, fasilitas perawatan termasuk ventilator merupakan sebagian kecil dari yang diperlukan dalam beberapa pekan mendatang saat situasi virus corona semakin berkembang di seluruh dunia.
“Rencana kami harus sangat agresif. Kami bertujuan untuk mengembangkan prototipe dalam waktu kurang dari 2 pekan, di samping merancang unit produksi massal. Kami memiliki semua keahlian teoritis dan desain, terutama di fase prototyping,” ujarnya.
Lebih lanjut UEA juga memberikan bantuan peralatan medis kepada negara-negara dengan kasus Covid-19 tinggi. Sejauh ini UEA telah mengirim 10 ton bantuan ke Italia, 13 ton ke Kazakhstan, dan 10 ton ke Kolombia.
Bantuan yang dikirim berupa ratusan ribu potong alat pelindung diri (APD) akan membantu lebih dari 30.000 petugas kesehatan di tiga negara tersebut.
Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengapresiasi bantuan dari UEA. Menurut dia, Italia mengalami fase yang dapat digambarkan sebagai perang melawan musuh tak terlihat.
“Peralatan pelindung pribadi yang disediakan oleh UEA ke Italia merupakan senjata kami dalam pertempuran ini. Kami menganggap gerakan ini untuk mewujudkan solidaritas dalam praktik dan bantuan di lapangan. Italia tidak akan pernah melupakan negara-negara yang mendukungnya selama periode yang sulit ini, yang bukan hanya krisis kesehatan tetapi juga krisis ekonomi dan sosial,” kata Luigi.