Pengamat: Terlalu Dini Menyebut Pelaku Pengeboman Gereja Filipina WNI

Anton Suhartono
Antara
Petugas mengevakuasi jenazah korban ledakan bom di gereja Katedral Jolo (Foto: AFP)

JAKARTA, iNews.id - Klaim Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Filipina Eduardo Ano yang menyebut pelaku pengeboman gereja Katedral di Kota Jolo, Provinsi Sulu, merupakan pasangan suami istri (pasutri) warga Indonesia dinilai terlalu dini. Pasalnya, tahapan untuk sampai pada kesimpulan bahwa pelaku benar-benar WNI belum diselesaikan.

Pengamat hukum Andi Muhummad Asrun mengatakan, identifikasi terhadap korban pun belum selesai dilakukan.

"Harus melalui tahap-tahap dan proses identifikasi selesai, baru ke tuduhan," kata Asrun, Sabtu (2/2/2019).

Namun dia tak menampik aktivitas terorisme merupakan kejahatan transnegara. Karena itu, tidak mengherankan nantinya terbuki bahwa pelaku pengeboman di Filipina merupakan warga Indonesia.

"Lebih dari itu, telah lama terjalin hubungan antara aktivis terorisme antara Indonesia dengan Filipina terutama dari selatan," ujar Asrun.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
1 hari lalu

Dikaitkan dengan Penembakan di Australia, Filipina Tegaskan Bukan Basis Latihan ISIS

Internasional
2 hari lalu

Filipina Bantah Pelaku Penembakan Komunitas Yahudi di Australia Berlatih di Mindanao

Nasional
4 hari lalu

Insiden Penembakan di Australia, Kemlu Belum Terima Informasi WNI Jadi Korban

Megapolitan
5 hari lalu

Pramono Resmikan Gereja HKBP Pondok Kelapa, Urus Izin 35 Tahun

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal