Misi PBB di Libya mengatakan pertempuran itu melibatkan senjata sedang dan berat tanpa pandang bulu di lingkungan berpenduduk sipil di Tripoli. Misi tersebut menyerukan gencatan senjata segera dan bagi semua pihak di Libya untuk menahan diri dari menggunakan segala bentuk ujaran kebencian dan hasutan untuk melakukan kekerasan.
Dua kubu pemerintah di Libya saling tuduh atas bentrokan yang terjadi. Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) di bawah Perdana Menteri Interim, Abdulhamid al-Dbeibah yang berbasis di Tripoli mengatakan, bentrokan dipicu oleh pejuang yang bersekutu dengan Perdana Menteri Fathi Bashagha. Mereka menembaki konvoi di ibu kota sementara unit pro-Bashagha lainnya berkumpul di luar kota.
Dbeibah juga menuduh Bashagha mundur dari pembicaraan untuk menyelesaikan krisis di Libya.
Sebaliknya, Pemerintahan Bashagha dalam sebuah pernyataan mengatakan, mereka tidak pernah menolak pembicaraan. Justru tawarannya telah ditolak oleh Dbeibah.
Pernyataan ini tidak secara langsung menanggapi pernyataan bahwa itu terkait dengan bentrokan.