Perang telah mengubah kota utama di Karabakh, Stepanakert, menjadi kota hantu yang dipenuhi amunisi yang belum meledak dan seperti kawah peluru. Azerbaijan menuduh pasukan Armenia menyasar komunitas sipil di daerah perkotaan, termasuk di kota terbesar kedua di negara itu, Ganja—yang dihuni oleh lebih dari 330.000 orang.
Jumlah penduduk Azerbaijan yang mengungsi akibat pertempuran itu belum diketahui persis. Namun, setidaknya 290 orang telah dipastikan tewas sejak bentrokan meletus, termasuk lebih dari 47 warga sipil.
Ada kekhawatiran pertempuran di Nagorno-Karabakh bisa meluas menjadi perang multimedan. Armenia telah mengumumkan darurat militer dan mobilisasi militer, sedangkan Azerbaijan memberlakukan aturan militer dan jam malam di kota-kota besar.