Perang Gaza dan Ukraina Dongkrak Penjualan Senjata Global 2024, Perusahaan Israel Raup Untung

Anton Suhartono
Penjualan senjata global mencapai rekor baru sepanjang 2024, salah satunya didorong perang di Gaza dan Ukraina (Foto: AP)

STOCKHOLM, iNews.id - Penjualan senjata global mencapai rekor baru sepanjang 2024, salah satunya didorong eskalasi perang di Jalur Gaza dan Ukraina serta meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai kawasan. 

Laporan terbaru Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mencatat, 100 perusahaan pertahanan terbesar dunia meraup pendapatan gabungan 679 miliar dolar AS atau sekitar Rp11.317 triliun.

Kenaikan pendapatan mencapai 5,9 persen dibandingkan 2023. Hampir seluruh kawasan mengalami pertumbuhan, kecuali Asia dan Oseania yang tertekan akibat merosotnya performa industri senjata China.

Perusahaan Israel Raup Pendapatan Besar

Di tengah perang Gaza, perusahaan-perusahaan pertahanan Israel mencatat peningkatan pendapatan signifikan. Tiga perusahaan besar, Elbit Systems, Israel Aerospace Industries, dan Rafael Advanced Defense Systems, meraih pendapatan gabungan 16,2 miliar dolar AS, naik 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Elbit Systems menduduki posisi teratas dengan pendapatan 6,28 miliar dolar, disusul IAI dengan 5,19 miliar dolar dan Rafael dengan 4,7 miliar dolar. 

SIPRI menyebut minat internasional terhadap drone dan sistem anti-drone Israel meningkat tajam, seiring tingginya kebutuhan negara-negara untuk memodernisasi pertahanan udara.

Secara total, sembilan perusahaan Timur Tengah masuk dalam daftar 100 teratas, pertama kali dalam sejarah, dengan pendapatan agregat 31 miliar dolar AS.

AS dan Eropa Nikmati Lonjakan Permintaan

Perusahaan-perusahaan pertahanan Amerika Serikat (AS) tetap menjadi pemain terbesar. Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan General Dynamics menempati posisi teratas dengan pendapatan gabungan mencapai 334 miliar dolar AS, tumbuh 3,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski demikian, proyek besar AS seperti jet tempur F-35 dan rudal balistik Sentinel masih terkendala pembengkakan anggaran serta penundaan produksi.

Di Eropa, 26 perusahaan, tidak termasuk Rusia, mencatat lonjakan tajam. Pendapatan aggregate meningkat 13 persen menjadi 151 miliar dolar AS, didorong permintaan besar dari negara-negara yang memperkuat sistem pertahanannya menghadapi ancaman Rusia.

Salah satu kenaikan tertinggi terjadi di Republik Ceko, di mana Czechoslovak Group mencatat lonjakan pendapatan 193 persen akibat produksi peluru artileri untuk Ukraina.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
1 jam lalu

Rekor! 100 Perusahaan Pertahanan Dunia Raup Rp11.317 Triliun dari Penjualan Senjata Selama 2024

Internasional
2 jam lalu

Rusia Kuasai 20% Wilayah Ukraina

Internasional
4 jam lalu

Paus Leo Tegaskan Dukung Kemerdekaan Palestina

Internasional
5 jam lalu

Pertempuran Tak Seimbang: Pasukan Rusia Makin Maju, Ukraina Kian Tertekan di Timur

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal