"Di negara dimana konstitusi menjamin kebebasan berekspresi dan hak-hak perempuan, mereka malah mengutuk saya, seorang perempuan bebas dalam keyakinan saya," kata Charki dikutip dari AFP, Rabu (15/7/2020).
Dakwaan yang dijatuhkan pengadilan pada Charki berdampak pada kehidupan sosialnya, dia dan ibunya terpaksa angkat kaki dari apartemen setelah pemilik mengusirnya.
"Masa depan anak perempuan saya hancur. Dia tidaka akan lagi dapat bekerja atau bahkan berjalan bebas," kata Emna, ibu Charki.
Kasus yang menimpa Charki mendapat perhatian dari anggota parlemen Tunisia, Bochra Belhaj Hmida. Bochra mengatakan apa yang dilakukan Charki sebagai bentuk menyalurkan kebebasan berpendapat.
Sedangkan, kata Bochra, negara gagal menerjemahkan amanat dalam undang-undang mengenai kebebasan individu yang diperjuangkan pegiat HAM sejak revolusi Arab pada 2011.