GAZA, iNews.id - Militer Israel memerintahkan evakuasi terhadap pasien dan staf medis di tiga rumah sakit Jalur Gaza bagian utara. Ketiga rumah sakit itu adalah Kamal Adwan, Al Awda, dan RS Indonesia.
Perintah evakuasi tersebut mengindikasikan pasukan Israel akan kembali menyerang Rumah Sakit Indonesia sebagaimana terjadi pada tahun lalu.
Rumah Sakit Indonesia pernah menjadi target serangan brutal dan keji Israel di masa awal invasi. Pasukan Zionis membombardir rumah sakit hasil patungan masyarakat Indonesia itu dengan alasan dijadikan sebagai markas Hamas. Klaim yang tak pernah terbukti kebenarannya.
Dengan kerja keras warga setempat dan relawan MER-C, RS Indonesia kini bisa beroperasi kembali. Namun pasukan Israel akan menyerangnya kembali seiring operasi terbaru pasukan Zionis di Gaza Utara.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan, Israel pada Selasa kemarin mengeluarkan perintah evakuasi itu tersebut bagi pasien dan seluruh tenaga medis.
"(Pasukan Israel menangkap) Seorang paramedis yang mendampingi pasien perawatan kritis saat evakuasi dari Rumah Sakit Kamal Adwan meskipun sudah ada koordinasi sebelumnya," bunyi pernyataan kementerian, seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (9/10/2024).
Pasukan Zionis bahkan sempat mengepung Rumah Sakit Kamal Adwan kemudian menembaki kantor pusat administratifnya.
Mereka mengancam akan menghancurkan rumah sakit, menangkapi pasien serta petugas medis, bahkan membunuh jika mau mengungsi. Kondisi yang mirip dengan apa yang terjadi di Rumah Sakit Al Shifa, Kota Gaza, yang dikepung selama beberapa pekan sejak November tahun lalu.
Kementerian Kesehatan juga memperingatkan Rumah Sakit Kamal Adwan terancam tak bisa beroperasi dalam beberapa jam karena kekurangan bahan bakar.
Para pejabat kesehatan Gaza menyerukan kepada komunitas internasional untuk perlindungan terhadap fasilitas kesehatan serta staf mereka, terutama di Gaza utara.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Hossam Abu Safia mengatakan dalam rekaman audio kepada wartawan, tentara Israel memberi mereka waktu 24 jam untuk mengevakuasi seluruh pasien dan staf kesehatan dari rumah sakit.
"Tentara berkomunikasi secara langsung dan mengancam kami, dengan mengatakan kami harus mengevakuasi rumah sakit atau kami bisa membahayakan diri sendiri," ujarnya, dalam rekaman.