Dalam pandangan Collin Christopher dari Masyarakat Islam Amerika Utara, pemilu paruh waktu kali ini menjadi alarm bagi Trump.
”Kita melihat komunitas yang dulu absen dari percakapan publik, mereka tiba-tiba saling bertautan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, dua perempuan, yakni Ilhan dan Rashida, menjadi bagian kandidat yang menantang Partai Republik dengan mengandalkan gerakan yang berbeda dari ras, gender, dan seksualitas.
Mereka merefleksikan era Trump di mana hak perempuan dan ras diabadikan sehingga mereka bangkit bersama Demokrat.