STOCKHOLM, iNews.id - Untuk pertama kali dalam sejarah, perusahaan eksplorasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, masuk dalam daftar 100 produsen militer terbesar di dunia versi Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
Masuknya SpaceX tak hanya mengejutkan industri pertahanan global, tetapi juga memicu kekhawatiran baru tentang masa depan militerisasi ruang angkasa.
Menurut laporan SIPRI, pendapatan persenjataan SpaceX pada 2024 melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, menembus 1,8 miliar dolar AS. Angka tersebut langsung menempatkan SpaceX ke dalam jajaran perusahaan militer global teratas untuk pertama kalinya.
Lompatan Besar SpaceX: Dari Roket Sipil ke Aset Militer Strategis
Kenaikan pendapatan SpaceX didorong oleh dua faktor utama:
Dengan semakin terintegrasinya Starlink dalam operasi militer, analis menilai SpaceX telah berubah dari perusahaan antariksa komersial menjadi pilar utama pertahanan Barat.
Menuju Era Perang Antariksa
Masuknya SpaceX ke dalam daftar raksasa industri senjata memicu pertanyaan besar, apakah dunia sedang memasuki era baru perlombaan senjata di luar angkasa?
SIPRI mencatat, meningkatnya ketegangan geopolitik global, termasuk perang di Gaza dan Ukraina, mempercepat permintaan terhadap teknologi satelit, sistem pengintaian, dan infrastruktur ruang angkasa yang mampu menunjang operasi tempur.
SpaceX, dengan kemampuan meluncurkan satelit dalam skala besar serta teknologi roket yang jauh lebih murah daripada pesaingnya, berada di garis depan transformasi tersebut.
AS dan Eropa Diperkuat, China Justru Melemah
Lonjakan agresif SpaceX kontras dengan penurunan signifikan produsen senjata China. Pendapatan gabungan perusahaan militer China anjlok hingga 10 persen, bahkan perusahaan besar seperti NORINCO turun 31 persen.
Perubahan ini mengubah peta kekuatan industri senjata Asia, di mana Jepang dan Korea Selatan justru melonjak menjadi pemasok utama bagi pasar Eropa dan domestik.
Dominasi AS Masih Tak Tertandingi
Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan AS mendominasi daftar SIPRI dengan pendapatan gabungan 334 miliar dolar AS, naik 3,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari 39 perusahaan AS dalam daftar, 30 mencatat peningkatan penjualan.
Dengan masuknya SpaceX, dominasi AS dalam teknologi pertahanan semakin kuat, terutama di segmen satelit, komunikasi militer, dan infrastruktur ruang angkasa, area yang kini menjadi arena persaingan global selanjutnya.