Perusahaan Elon Musk SpaceX Masuk Klub Raksasa Militer Dunia: Era Baru Perang Antariksa?

Anton Suhartono
Untuk pertama kali, perusahaan antariksa Elon Musk, SpaceX, masuk dalam daftar 100 produsen militer terbesar di dunia versi SIPRI (Foto: AP)

STOCKHOLM, iNews.id - Untuk pertama kali dalam sejarah, perusahaan eksplorasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, masuk dalam daftar 100 produsen militer terbesar di dunia versi Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI). 

Masuknya SpaceX tak hanya mengejutkan industri pertahanan global, tetapi juga memicu kekhawatiran baru tentang masa depan militerisasi ruang angkasa.

Menurut laporan SIPRI, pendapatan persenjataan SpaceX pada 2024 melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, menembus 1,8 miliar dolar AS. Angka tersebut langsung menempatkan SpaceX ke dalam jajaran perusahaan militer global teratas untuk pertama kalinya.

Lompatan Besar SpaceX: Dari Roket Sipil ke Aset Militer Strategis

Kenaikan pendapatan SpaceX didorong oleh dua faktor utama:

  • Kontrak pertahanan AS yang semakin besar, terutama terkait peluncuran satelit militer dan sistem komunikasi strategis.
  • Peran penting Starlink dalam operasi militer, termasuk dalam perang Ukraina, yang membuat negara-negara Barat semakin bergantung pada kemampuan teknologi SpaceX.

Dengan semakin terintegrasinya Starlink dalam operasi militer, analis menilai SpaceX telah berubah dari perusahaan antariksa komersial menjadi pilar utama pertahanan Barat.

Menuju Era Perang Antariksa

Masuknya SpaceX ke dalam daftar raksasa industri senjata memicu pertanyaan besar, apakah dunia sedang memasuki era baru perlombaan senjata di luar angkasa?

SIPRI mencatat, meningkatnya ketegangan geopolitik global, termasuk perang di Gaza dan Ukraina, mempercepat permintaan terhadap teknologi satelit, sistem pengintaian, dan infrastruktur ruang angkasa yang mampu menunjang operasi tempur.

SpaceX, dengan kemampuan meluncurkan satelit dalam skala besar serta teknologi roket yang jauh lebih murah daripada pesaingnya, berada di garis depan transformasi tersebut.

AS dan Eropa Diperkuat, China Justru Melemah

Lonjakan agresif SpaceX kontras dengan penurunan signifikan produsen senjata China. Pendapatan gabungan perusahaan militer China anjlok hingga 10 persen, bahkan perusahaan besar seperti NORINCO turun 31 persen.

Perubahan ini mengubah peta kekuatan industri senjata Asia, di mana Jepang dan Korea Selatan justru melonjak menjadi pemasok utama bagi pasar Eropa dan domestik.

Dominasi AS Masih Tak Tertandingi

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan AS mendominasi daftar SIPRI dengan pendapatan gabungan 334 miliar dolar AS, naik 3,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari 39 perusahaan AS dalam daftar, 30 mencatat peningkatan penjualan.

Dengan masuknya SpaceX, dominasi AS dalam teknologi pertahanan semakin kuat, terutama di segmen satelit, komunikasi militer, dan infrastruktur ruang angkasa, area yang kini menjadi arena persaingan global selanjutnya.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
2 jam lalu

Spesifikasi Drone LUCAS Amerika yang Dibikin Khusus untuk Cegat Drone Kamikaze Shahed Iran

Internasional
4 jam lalu

Amerika Bikin Drone LUCAS Seharga Rp584 Juta per Unit untuk Cegat Drone Shahed Iran

Internasional
5 jam lalu

Dibikin Repot Drone Kamikaze Iran Shahed, Amerika Bentuk Skuadron Khusus

Internasional
5 jam lalu

Bukan Hanya Mahathir, Ratusan Orang Laporkan Anwar Ibrahim ke Polisi terkait Perjanjian Dagang dengan AS

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal