MANILA, iNews.id - Proses evakuasi korban pesawat jatuh di gunung berapi yang sedang aktif di Filipina masih berlangsung. Pesawat Cessna 340 yang dinaiki empat orang itu jatuh pada Sabtu pekan lalu di Gunung Mayon dalam penerbangan dari Bandara Internasional Bicol di Provinsi Albay menuju Manila.
Kondisi keempat korban, dua di antaranya warga Australia, belum diketahui. Keberadaan pesawat baru diketahui hari ini, Selasa (21/2/2023), berdasarkan pencitraan yang diambil dari pesawat pencari.
Juru Bicara Otoritas Penerbangan Sipil Filipina (CAAP) Eric Apolonio mengatakan kamera beresolusi tinggi digunakan untuk mengidentifikasi puing-puing. Dari pemeriksaan gambar dipastikan puing-puing yang tertangkap kamera adalah bagian dari pesawat yang jatuh.
Tim SAR mengirim petugas berpengalaman untuk menjangkau lokasi pesawat jatuh dari darat. Upaya untuk menjangkau lokasi kecelakaan menggunakan helikopter terkendala cuaca buruk, yakni hujan dan angin kencang.
Petugas penyelamat akan berkemah pada Selasa malam dan diperkirakan baru bisa mencapai lokasi pada Rabu besok.
Pesawat berada di bagian barat Gunung Mayon yakni pada ketinggian sekitar 1.070 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Pesawat itu dioperasikan oleh Energy Development Corporation, perusahaan energi yang berkantor pusat di Manila. Sementara dua warga Australia yang berada dalam pesawat adalah konsultan teknis untuk perusahaan energi tersebut.
Mayon adalah gunung berapi paling aktif di Filipina dan terakhir meletus pada 2018. Saat itu gunung memuntahkan berton-ton abu, batu, dan lava. Gunung masih aktif sampai saat ini sehingga pejabat setempat menutup akses ke lerengnya.