Dia mengaku gagal memenuhi janji untuk membersihkan Filipina dari ancaman kejahatan narkoba dan mengakhiri korupsi.
"Ketika saya menjadi presiden 5 tahun lalu, yang dominan dalam pikiran saya adalah mimpi dan visi kehidupan lebih baik bagi semua warga Filipina. Hari ini ketika mendekati akhir masa jabatan, saya punya lebih sedikit visi tapi lebih banyak kenangan," ujarnya.
Di sisi lain Duterte mengungkapkan rasa bangga atas kebijakan luar negerinya, termasuk soal konflik Laut China Selatan.
Dia menyinggung soal kemenangan Filipina atas China di pengadilan arbitrase internasional yang membatalkan klaim Beijing atas hampir semua Laut China Selatan.
"Saya katakan pada September tahun lalu, putusan arbitrase sekarang menjadi bagian dari hukum internasional," katanya.
Namun Duterte tetap mempertahankan kebijakan Filipina yang menjauhi konfrontasi dengan China sehingga bisa membawa ke dalam perang.