"Hasil pemilu menyisakan ketidakpastian (dan) ketidakjelasan. Saya akan meninggalkan jabatan, tapi saya hendak menegaskan—saya tidak akan berhenti dari dunia politik."
Poroshenko terpilih setelah rakyat menginginkan dilengserkannya pemerintah pro-Rusia.
Pada Maret 2014, pasukan Rusia mencaplok Semenanjung Krimea yang sebelumnya merupakan wilayah Ukraina—langkah yang dikecam dunia internasional. Sejak itu, pasukan Ukraina melawan kelompok separatis dan relawan yang disokong Rusia di bagian timur.
Dalam cuitannya, Poroshenko menulis "seorang presiden Ukraina yang tak punya pengalaman…dapat dengan cepat mengembalikan lingkaran pengaruh Rusia".
Namun, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakanwarga Ukraina sudah mengungkapkan niat mereka untuk perubahan politik.