Meski demikian juri Nobel menekankan, Hadiah Nobel Perdamaian dimaksudkan untuk mengakui semua pemangku kepentingan yang bekerja untuk menciptakan perdamaian dan rekonsiliasi di Ethiopia serta di Afrika Timur dan Timur Laut.
Komite juga mengangkat Presiden Eritrea Isaias Afwerki dengan menekankan bahwa perdamaian tidak muncul hanya dari tindakan satu pihak saja.
"Ketika Perdana Menteri Abiy Ahmed mengulurkan tangan, Presiden Afwerki meraihnya, dan membantu memformalkan proses perdamaian antara kedua negara," kata juri.
Abiy mengalahkan aktivis lingkungan Swedia, Greta Thunberg, yang justru lebih dijagokan. Thunberg sudah mendapat gelar kehormatan tertinggi Right Livelihood Award dari organisasi HAM Amerika Serikat, Amnesty International.
Sementara itu kantor perdana menteri Ethopia menyatakan, negara bangga atas kemenangan Abiy atas Hadiah Nobel Perdamaian. Ini merupakan bukti atas upayanya dalam mereformasi negara dan menjalin perdamaian dengan Eritrea.
"Kami bangga sebagai sebuah bangsa," tulis kantor perdana menteri di Twitter.
"Ini merupakan pengakuan abadi bagi cita-cita persatuan, kerja sama, dan koeksistensi bersama yang secara konsisten diperjuangkan Perdana Menteri," bunyi pernyataan yang disampaikan terpisah.