Para pengunjuk rasa pun menyiapkan skenario lain yakni berkumpul di persimpangan jalan besar lainnya.
Gerakan protes diluncurkan pertama kali pada Maret oleh mahasiswa dan tuntutan awalnya adalah digelarnya pemilihan umum yang baru, perubahan konstitusi agar lebih demokratis, serta diakhirinya intimidasi terhadap aktivis.
Para pengunjuk rasa menuding Prayuth bisa kembali ke tampuk kekuasaan karena pemilu yang tak adil pada tahun lalu. Sebelumnya undang-undang telah diubah sehingga menguntungkan partai pro-militer.
Namun tuntutan gerakan massa pro-demokrasi melebar, sejak Agustus lalu mereka menyuarakan kritik yang belum pernah disampaikan sebelumnya terhadap monarki, yakni reformasi.