“Mitra-mitra kami di kawasan (Timur Tengah) ini, terutama Yordania, sedang mengupayakannya, kami sedang berupaya bersama mereka. Kami siap berkontribusi untuk itu, di Eropa dan di Dewan Keamanan PBB. Pengakuan atas negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis,” kata Macron saat bertemu Pemimpin Yordania, Raja Abdullah II, di Paris.
Komentar Macron itu kemungkinan besar ditujukan untuk menambah tekanan terhadap Israel.
Serangan udara dan darat besar-besaran Israel di Gaza yang kecil dan berpenduduk padat telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina. Pasukan zionis juga meratakan bangunan-bangunan yang dulu berdiri atas wilayah kantong Palestina itu, menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal.
Macron menambahkan bahwa serangan Israel di Rafah hanya dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan menjadi titik balik konflik tersebut.
Meskipun sebagian besar negara berkembang mengakui Palestina sebagai sebuah negara, sebagian besar negara di Eropa Barat tidak mengakuinya. Mereka berargumentasi bahwa Negara Palestina yang merdeka harus muncul dari perundingan dengan Israel.
Pada awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron mengatakan, akan ada saatnya Inggris akan mengakui Negara Palestina, termasuk di PBB.