WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) mengomentari pernyataan Presiden Burundi Evariste Ndayishimiye yang menyerukan warganya untuk menghukum kaum gay dengan rajam atau melempari batu. Pernyataan memicu kehebohan dan tanggapan dari Barat, termasuk AS.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan pemerintahannya merasa terganggu dengan pernyataan Ndayishimiye tersebut.
“Amerika Serikat sangat terganggu dengan pernyataan Presiden Ndayishimiye yang menargetkan warga Burundi yang rentan dan terpinggirkan,” kata Miller, dalam sebuah pernyataan.
“Kami menyerukan kepada seluruh pemimpin Burundi untuk menghormati martabat yang melekat dan hak-hak yang tidak dapat dicabut, termasuk akses yang sama terhadap keadilan, dari setiap warga Burundi.”
Miller tak menyinggung soal hukuman rajam yang diserukan Ndayishimiye kepada warganya.