DUBAI, iNews.id - Presiden Iran terpilih Ebrahim Raisi memaparkan beberapa kebijakan luar negeri prioritas pemerintahannya, yakni ingin menjalin hubungan dengan negara tetangga di Teluk.
Di sisi lain, pria yang dijuluki Barat sebagai tukang jagal atas tuduhan terlibat dalam eksekusi ribuan orang itu menyerukan Arab Saudi untuk menghentikan intervensi di Yaman. Iran melebarkan pengaruh di Yaman melalui kelompok pemberontak Houthi yang hampir setiap hari menyerang Saudi.
Pria 60 tahun yang akan dilantik sebagai presiden Iran pada Agustus itu mengatakan, kebijakan luar negeri pemerintahannya tidak akan terbatas pada kesepakatan nuklir.
"Iran ingin berinteraksi dengan dunia. Prioritas pemerintahan saya adalah meningkatkan hubungan dengan tetangga di kawasan itu," katanya, pada konferensi pers pertama sejak terpilih sebagai presiden dalam pemilu pada Jumat pekan lalu, dikutip dari Reuters, Senin (21/6/2021).
Dia melanjutkan, Saudi dan sekutu harus berhenti ikut campur dalam urusan Yaman. Pemberontak Houthi yang didukung Iran merebut pemerintahan yang sah di Sanaa pada 2014. Setahun kemudian, Saudi membentuk pasukan koalisi gabungan dari banyak negara untuk membantu memulihkan pemerintahan Yaman yang sah.
Dia juga menyinggung soal kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tahun 2015 yang ditinggalkan Amerika Serikat pada 2018 di masa pemerintahan Donald Trump.