Antara Diplomasi dan Perang
Menariknya, Maduro tetap membuka ruang dialog dengan AS. Dia mengaku siap berdiskusi untuk menemukan titik temu yang dapat menurunkan ketegangan. Namun di saat yang sama, dia menegaskan Venezuela tidak akan tinggal diam jika Washington memilih jalur militer.
Menurut Maduro, selama 16 pekan terakhir, AS terus membayangi wilayah Venezuela dan bahkan menyerang sekitar 20 kapal yang mereka tuduh membawa narkoba. Kondisi tersebut membuat angkatan bersenjata Venezuela dalam posisi siaga tinggi.
“Ancaman dan agresi ini justru membangkitkan Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian. Milisi semakin terlatih, dan masyarakat sipil juga ikut bersiap membantu militer,” katanya.
AS Siagakan Kapal Induk di Karibia
Ketegangan antara kedua negara meningkat signifikan setelah gugus tugas kapal induk USS Gerald R Ford, lengkap dengan kapal perang pendukung, diperintahkan untuk siaga penuh di Laut Karibia. Langkah ini dilakukan AS di tengah spekulasi kemungkinan operasi militer terhadap Venezuela.
Trump sempat mengatakan bahwa Venezuela menginginkan dialog. Namun pernyataannya mengisyaratkan bahwa Washington sudah membuat keputusan tertentu terkait langkah berikutnya.