Presiden Rouhani: AS Lancarkan Perang Psikologis terhadap Iran

Nathania Riris Michico
Presiden Iran Presiden Hassan Rouhani. (Foto: AFP)

Terkait sanksi, Rouhani khawatir hal itu akan berdampak pada pasokan penting, seperti obat-obatan. Bidang kesehatan, menurutnya, akan terpengaruh ketika sanksi kembali diberlakukan.

"Iran selalu menyambut perundingan namun Washington pertama-tama harus membuktikannya dapat dipercaya. Jika Anda seorang musuh dan menikam orang lain dengan pisau, kemudian Anda mengatakan Anda ingin bernegosiasi, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menghilangkan pisau itu," ujar Rouhani.

"Bagaimana mereka bisa dapat dipercaya? Dengan kembali ke JCPOA," kata dia menambahkan.

JCPOA merupakan nama kesepakatan nuklir 2015. Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian itu pada Mei lalu.

Sanski itu akan diumumkan oleh Trump pada Selasa (7/8/2018).

Pihak-pihak lain dalam perjanjian nuklir 2015, yaitu Inggris, Prancis, Jerman, China, dan Rusia, menegaskan Iran mematuhi komitmennya. Mereka juga berjanji meneruskan kesepakatan dan memastikan manfaat ekonomi tetap mengalir ke negara itu.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Internasional
17 jam lalu

Trump Ingin Rebut Greenland, Uni Eropa Tegaskan Dukung Denmark

Internasional
1 hari lalu

Trump Sebut Libur Natalnya Terganggu Konflik Ukraina

Internasional
1 hari lalu

Israel Langgar Gencatan Senjata Gaza 875 Kali, Ini Perinciannya

Internasional
2 hari lalu

Nah, Utusan Khusus Trump Sebut AS Tak Berniat Caplok Greenland dari Denmark

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal