Dalam pidatonya, Xi menggambarkan penyatuan China-Taiwan ada di bawah pendekatan satu negara dengan dua sistem, yang akan melindungi kepentingan dan kesejahteraan seluruh warga Taiwan.
Taiwan sendiri mengklaim sebagai negara berdaulat, dengan memiliki mata uang sendiri, sistem politik dan peradilan, namun tidak pernah menyatakan kemerdekaan secara formal dari China.
Hubungan kedua negara menegang selama dua tahun terakhir sejak pemilihan Presiden Taiwan Tsai Ing Wen, yang menolak untuk mengakui sikap China bahwa pulau itu merupakan bagian dari "Satu China".
Pada Selasa (1/1/2019), Tsai memperingatkan China bahwa rakyatnya tak akan pernah melepaskan kebebasan yang tidak terlihat di negara otoriter tersebut.
"Beijing harus menghormati desakan 23 juta orang untuk kebebasan dan demokrasi dan harus menggunakan istilah damai dan setara untuk menangani perbedaan kita," kata Tsai.
China melakukan serangan bertubi-tubi dari berbagai sektor untuk menghapus Taiwan dari panggung internasional dalam beberapa tahun terakhir, termasuk memblokirnya dari forum global dan merampas jumlah sekutu diplomatik resminya.
China juga berhasil menekan perusahaan global untuk mendaftarkan Taiwan sebagai bagian dari China di situs web perusahaan mereka.