Mereka menuduh Erdogan dan AKP merusak demokrasi dan supremasi hukum di Turki. Erdogan bergegas kembali ke Istanbul untuk menggagalkan kudeta seraya menggunakan media sosial untuk memobilisasi pendukungnya. Caranya berhasil, para tentara pelaku kudeta diringkus oleh unit militer serta warga sipil yang setia. Pemerintah pun dengan cepat memegang kembali kendali atas infrastruktur yang sempat dikuasai. Hampir 300 orang, kebanyakan warga sipil, tewas dalam bentrokan selama kudeta.
Selama beberapa pekan berikutnya, pemerintah melakukan pembersihan besar-besaran, memecat puluhan ribu tentara, polisi, guru, dan pegawai negeri serta memenjarakan banyak orang lainnya atas tuduhan terlibat kudeta.
Erdogan yang memiliki pandangan baik serta membuat rakyat Turki merasakan kemajuan, menang kembali dalam pemilu pada 2018 dengan keunggulan telak yakni memperoleh 52,59 persen suara. Dia dilantik pada 9 Juli 2018 sebagai presiden pertama di Sistem Presidensial.