Pria kelahiran 5 Oktober 1976 itu dulunya merupakan pemberontak Chechnya. Ayahnya adalah putra mantan Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov yang dibunuh pada Mei 2004.
Pada Februari 2007, Kadyrov menggantikan Alu Alkhanov sebagai Presiden. Saat itu dia berusia 30 tahun, batas umur minimal untuk menjadi presiden di Chechnya. Saat itu Kadyrov sudah mendapat dukungan dari Putin bahkan dianugerahi medali Pahlawan Rusia, gelar kehormatan tertinggi Rusia.
Jalannya menuju kursi kepemimpinan Chechnya dilumuri darah. Awalnya dia merebut kekuasaan militer menggunakan kekerasan dari panglima perang Sulim Yamadayev dan Said-Magomed Kakiev. Setelah itu dia menyingkirkan Alu Alkhanov di pentas politik.
Sebagai Presiden Chechnya, Kadyrov dipuji di dalam negeri karena membawa perdamaian dan stabilitas. Namun di sisi lain, dia mendapat kecaman keras dari pers internasional dan Rusia karena dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Kadyrov juga sosok yang sangat menghormati ayahnya, seorang presiden sekaligus tokoh Muslim yang menjadi panutan. Dia mengklaim selalu meniru ayahnya. Pada awal 1990-an, saat Uni Soviet terpecah menjadi beberapa negara, orang-orang Chechen melancarkan upaya untuk kemerdekaan.
Keluarga Kadyrov bergabung dalam perjuangan melawan pasukan federal. Saat itu dia selalu mendampingi sang ayah dengan mengendarai mobilnya. Namun setelah itu keluarga Kadyrov membelot dan mendukung Rusia saat awal Perang Chechnya Kedua pada 1999.