JAKARTA, iNews.id - Profil Recep Tayyip Erdogan, presiden Turki yang kembali terpilih, penting diketahui. Dia memenangkan kembali Pilpres Turki dalam pemilihan putaran kedua, Minggu (28/5/2023). Erdogan meraup 52,14 persen suara, unggul atas kandidat dari oposisi, Kemal Kilicdaroglu, yang memperoleh 47,86 persen, berdasarkan hasil penghitungan resmi Badan Pemilu Tinggi (YSK).
Meski demikian, selisih suara Erdogan dengan Kilicdaroglu terbilang dekat. Pilpres Turki harus dilaksanakan dua putaran karena tak satu pun kandidat yang memperoleh suara di atas 50 persen dalam pilpres putaran pertama pada 14 Mei lalu. Saat itu Erdogan memperoleh 49,5 persen suara, Kilicdaroglu 44,8 persen, dan kandidat lain Sinan Ogan, sekitar 5,2 persen.
Ini merupakan kali pertama dalam sejarah Turki modern, pilpres digelar dua putaran. Kondisi ini dipengaruhi merosotnya popularitas dan elektabilitas Erdogan di Turki menyusul serangkaian krisis yang menimpa negara itu. Selain itu Turki dihantam gempa dahsyat M7,8 pada Februari lalu.
Meski demikian, kemenangan ini memantapkan posisi Erdogan sebagai presiden Turki untuk tiga periode.
Erdogan menjabat Presiden Turki sejak Agustus 2014. Dia bertransformasi menjadi politikus paling berpengaruh di Turki dengan masa kepemimpinan sangat lama.
Recep Tayyip Erdogan adalah tokoh besar Turki yang lahir di Istanbul, 26 Februari 1954. Masa sekolahnya, dari mulai jenjang SD hingga SMA, dia habiskan juga di Istanbul. Erdogan menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Administrasi Universitas Marmara pada 1981.
Ketertarikannya terhadap dunia politik sudah terlihat sejak muda. Melansir laman Presidency of The Republic of Turkey, Erdogan juga aktif di dunia olahraga, terutama sepak bola, yakni pada 1969 hingga 1982.
Ketika menjadi mahasiswa, dia gemar berorganisasi dan menjadi Kepala Cabang Pemuda MSP Beyoglu dan Kepala Cabang Pemuda MSP Istanbul pada 1976. Selang 4 tahun setelahnya, Erdogan menduduki posisi sebagai konsultan dan eksekutif senior di sektor swasta.
Karier politiknya dimulai pada 1984. Kala itu, Erdogan menjabat sebagai Kepala Distrik Beyoglu dari Partai Kesejahteraan. Dia terpilih sebagai Kepala Cabang Partai Kesejahteraan Istanbul dan menjadi Dewan Pimpinan Pusat Partai Kesejahteraan pada 1985.
Posisinya lebih strategis lagi dieemban pada 1994 dengan terpilih menjadi Wali Kota Istanbul.
Selama menjabat wali kota, Erdogan dinilai berhasil mengatasi masalah-masalah di kota tersebut hingga menjadikannya sebagai salah satu kota metropolitan terpenting di dunia. Salah satu isu yang berhasil dia atasi adalah air dan sampah.
Erdogan membuat ratusan kilometer jalur pipa air baru dan memperbanyak fasilitas daur ulang sampah.
Jabatan Wali Kota Istanbul diembannya hingga November 1998. Setelah itu, Erdogan menjabat anggota Majelis Agung Nasional Turki untuk Siirt (2003-2007), anggota Majelis Agung Nasional Turki untuk Istanbul (2007-2014), Perdana Menteri Turki (2003-2014), sampai akhirnya menjadi presiden dari tahun 2014 hingga saat ini.
Setelah 10 tahun memerintah, Erdogan mulai bergerak untuk mencabut larangan berhijab bagi perempuan di layanan publik. Aturan larangan berjilbab diterapkan pada 1980 saat masa kudeta militer.