BEIRUT, iNews.id – Wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, telah lama memperkirakan bahwa suatu saat serangan drone Israel akan membunuhnya. Apa yang dia prediksi itu pun terjadilah.
Pada Selasa (2/1/2024), pesawat tak berawak yang dikerahkan militer zionis akhirnya menewaskan pria kelahiran 19 Agustus 1966 itu di dekat ibu kota Lebanon, Beirut. Kematiannya terjadi hampir tiga bulan setelah serangan mendadak yang dilancarkan para pejuang Hamas terhadap Israel—yang kemudian memicu perang dahsyat di Jalur Gaza.
“Saya menunggu kematian, dan berpikir bahwa saya hidup terlalu lama,” katanya pada Agustus lalu. Pada waktu itu, dia mendesak warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel untuk mengangkat senjata dan melakukan perlawanan di tengah meningkatnya kekerasan oleh militer zionis dan pemukim ekstremis Yahudi.
Pembunuhan Arouri juga terjadi pada saat-saat yang menentukan bagi Hamas. Seperti diketahui, Israel kini tengah berupaya untuk memberantas organisasi itu sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober lalu, ketika pejuang Hamas melakukan serangan skala besar ke Israel sehingga menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
Israel telah lama menuduh Arouri sebagai arsitek yang merancang berbagai serangan mematikan terhadap warga zionis. Akan tetapi, seorang pejabat Hamas mengatakan, Arouri juga memainkan peranan penting dalam proses perundingan terkait dengan perang di Gaza serta pembebasan tawanan yang ditengahi oleh Qatar dan Mesir.
Meskipun kurang berpengaruh dibandingkan para pemimpin Hamas di Gaza, Arouri dipandang sebagai pemain kunci dalam gerakan pejuang Palestina tersebut. Dia disebut-sebut mendalangi berbagai operasi Hamas di Tepi Barat. Dan itu dilakukan Arouri dari tempat pengasingannya yang berpindah-pindah, mulai di Suriah, Turki, Qatar, dan akhirnya Lebanon setelah lama mendekam di banyak penjara Israel.
Sebagai pejabat senior Hamas di Lebanon, Arouri juga memainkan peran besar dalam mempererat hubungan kelompoknya dengan kelompok Syiah Lebanon, Hizbullah. Melalui hubungan itu pula, Hamas pun bisa menjalin kontak yang semakin dekat dengan Iran, pendukung utama kedua kelompok tersebut.