Pada Maret 2020, seorang hakim Pengadilan Tinggi London mengatakan telah menerima tuduhan Syekh Mohammed memerintahkan penculikan Latifa. Tuduhan itu atas keterangan mantan istri Syekh Mohammed, Haya binti Hussein, namun dibantah oleh pengacara Emir berusia 71 tahun itu.
Belum ada penjelasan kapan rekaman video tersebut dibuat. Penggerak kampanye ‘Bebaskan Latifa’ mengklaim berhasil menyelundupkan ponsel ke Latifa yang kemungkinan digunakan untuk merekam.
“Ini pelanggaran HAM oleh orangtua yang telah merusak reputasi UEA secara signifikan,” ujar pengacara Latifa, David Haigh.
Pada Desember 2018, Kementerian Luar Negeri UEA mengatakan Latifa ada di rumah dan tinggal bersama keluarganya, setelah kelompok HAM meminta pihak berwenang mengungkap keberadaan dan kondisi sebenarnya.