“Tentu saja, sangat sulit untuk berkomunikasi dengan mereka (sanak famili di Ukraina) sekarang. Mereka memiliki perang informasi sendiri yang sedang terjadi sekarang,” ujarnya.
Akan tetapi, Larisa juga mengatakan bahwa patriotisme kini meningkat di kalangan masyarakat Rusia.
“Di Rusia secara keseluruhan, ada banyak kohesi sekarang di antara warga sehubungan dengan peristiwa (perang di Ukraina) ini. Yang bisa saya katakan adalah, patriotisme sedang tumbuh,” kata perempuan itu.
Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang Rusia mendukung operasi militer Moskow di Ukraina. Tingkat persetujuan atau dukungan dari rakyat negeri beruang merah kepada Putin pun telah meningkat lebih dari 14 poin persentase, menjadi 81,5 persen sejak dimulainya agresi tersebut.
Hari Kemenangan adalah hari libur utama di Rusia. Di masa lalu, Uni Soviet—yang terdiri atas Rusia, Ukraina, dan republik-republik Soviet lainnya—telah kehilangan 27 juta penduduknya dalam Perang Dunia II. Jumlah korban tersebut lebih banyak dari negara lain mana pun pada masa itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, Putin mencerca upaya Barat untuk merevisi sejarah dengan mengecilkan kemenangan Soviet di Perang Dunia II.
Putin mengatakan, dia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina untuk mencegah Barat menggunakan negara tetangganya itu untuk mengancam Rusia. Tak hanya itu, dia juga menyebut operasi tersebut untuk membasmi kelompok nasionalis berbahaya.
Dalam tradisi upacara peringatan Hari Kemenangan di Lapangan Merah Moskow, presiden Rusia biasanya membakar semangat rakyatnya dengan menyebut lafaz “ura”, lalu diikuti oleh teriakan para tentara yang hadir dalam perayaan itu. Setelah itu, mereka bersama-sama mendengarkan atau menyanyikan lagu kebangsaan Rusia.