Tak lama setelah serangan AS tersebut, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Michael Waltz mengirim pesan dalam grup tersebut, "ahli rudal utama" Houthi memasuki sebuah gedung yang kemudian runtuh.
Israel mendapat informasi keberadaan ahli rudal Houthi dari seorang informan di Yaman. Dia memberikan informasi terkini tentang keberadaan orang itu.
Keamanan informan tersebut dalam bahaya setelah laporan ini menyebar.
Goldberg, dalam tulisan pertamanya di The Atlantic pada Senin lalu, mengungkap dirinya dimasukkan dalam grup Signal secara tidak sengaja oleh Waltz. Dia kaget setelah mendapati dirinya berada di tengah diskusi aktif mengenai serangan tersebut.
Setelah artikel muncul dan memicu kehebohan, para pejabat AS kemudian membantah adanya informasi sensitif dalam obrolan. Bukan hanya itu, mereka menuduh Goldberg memberikan informasi palsu mengenai obrolan tersebut.
Direktur CIA dan Menteri Keamanan Dalam Negeri, dalam rapat dengan pendapat dengan komite Senat, juga membantah ada hal sensitif dalam pembicaraan itu.
Hal yang sama disampaikan Departemen Pertahanan (Pentagon) bahwa tidak ada materi rahasia atau rencana perang yang dibagikan dalam obrolan tersebut.
Tak terima dengan tuduhan itu, Goldberg mengungkap isi obrolan lebih rinci dalam tulisan artikelnya pada Rabu (26/3/2025). Kali ini Goldberg menulis apa adanya apa yang disampaikan para menteri dalam grup, termasuk jamnya.