Berdasarkan catatan KBRI Manila, isu mengenai keterlibatan WNI dalam aksi bom bunuh diri dan serangan teror di Filipina pernah beberapa kali disampaikan pejabat negara itu kepada media massa tanpa adanya dasar pembuktian dan hasil investigasi.
Tuduhan keterlibatan WNI pernah disampaikan saat ledakan bom di Kota Lamitan, Provinsi Basilan, pada 31 Juli 2018 serta ledakan bom menjelang Tahun Baru 2019 di Kota Cotabato atas nama Abdulrahid Ruhmisanti.
"Meski demikian, hasil investigasi menunjukkan tidak ada keterlibatan WNI dalam dua peristiwa pengeboman tersebut sebagaimana pernyataan aparat dan pemberitaan media massa," kata Harry, melanjutkan.
Sementara itu dalam wawancara dengan media Filipina Inquirer pada 3 Februari, Wali Kota Jolo Kherkar Tan meminta kelompok pegiat HAM lokal maupun internasional untuk mengunjungi Jolo guna membantu proses investigasi atas teror tersebut. Menurut dia, proses pencarian fakta yang independen perlu dilakukan agar tidak ada yang ditutup-tutupi.
Dia juga mengatakan, warga dan keluarga korban juga belum memercayai pernyataan pejabat pemerintah soal keterlibatan WNI.