DURHAM, iNews.id – Anak-anak dan remaja penyintas Covid dengan gejala ringan hingga tanpa gejala ditemukan memiliki respons antibodi yang kuat hingga empat bulan pascainfeksi. Hal itu terungkap lewat hasil penelitian penting terbaru.
Riset itu dilakukan oleh para peneliti di Duke University yang berbasis di Amerika Serikat dan dimuat dalam jurnal JCI Insight. Dalam laporannya, para peneliti menemukan bahwa anak-anak dan remaja yang pernah mengidap Covid-19 mengembangkan respons antibodi yang mampu menetralkan virus corona jenis SARS-CoV-2.
Lebih lanjut lagi, respons kekebalan tersebut sebanding atau bahkan lebih unggul daripada yang diamati pada orang dewasa.
“Temuan ini menggembirakan, terutama karena kita belum dapat memvaksinasi anak-anak di bawah usia 12 tahun untuk melawan virus,” kata asisten profesor di Departemen Pediatri Sekolah Kedokteran Duke University yang juga salah satu peneliti terlibat dalam studi tersebut, Jillian Hurst, dikutip kembali Alarabiyah, Senin (19/7/2021).
“Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak yang pernah mengalami infeksi ringan atau bahkan mereka yang tidak memiliki gejala apa pun, mengembangkan respons kekebalan yang kemungkinan akan memberikan perlindungan terhadap infeksi di masa mendatang,” ucapnya.
Para peneliti mengevaluasi respons imunitas spesifik SARS-CoV-2 pada 69 anak dan remaja, dengan usia mulai dari dua bulan hingga 21 tahun. Usia rata-rata peserta adalah 11,5 tahun, dan 51 persen dari mereka adalah perempuan.
Para peneliti mengukur respons antibodi di antara anak-anak dan remaja dengan infeksi SARS-CoV-2 tanpa gejala dan gejala ringan. Hasilnya, ditemukan bahwa respons antibodi tidak berbeda berdasarkan adanya gejala, dan antibodi penetralisasi SARS-CoV-2 tetap terdeteksi di sebagian besar peserta hingga empat bulan setelah infeksi.