Angkatan bersenjata Rusia dan Sudan memandatangani kerja sama di bidang militer dan nuklir sipil pada Mei 2019 yang berlangsung hingga tujuh tahun kedepan.
Kesepakatan itu memungkinkan Sudan mendapat dukungan militer dari pasukan Rusia yang ditempatkan di Khartoum. Pada Januari tahun lalu, penasihat militer Rusia berada sangat dekat dengan pasukan militer Sudan ketika krisis politik di negara itu mencapai puncaknya.
Pada 2017, mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir pernah meminta Vladimir Putin untuk melindungi negaranya dari Amerika Serikat saat orang nomor satu Rusia berkunjung.
Al-Bashir mengatakan kerja sama militer harus ditingkatkan untuk "melengkapi kembali" angkatan bersenjata Sudan.