"Oleh karena itu, semua ini tidak lebih dari tuduhan tidak berdasar yang diungkap media," ujarnya, seperti dilaporkan Reuters, Senin (1/4/2024).
Hasil investigasi intelijen AS yang dirilis tahun lalu juga menyatakan sangat tidak mungkin musuh asing bertanggung jawab atas penyakit misterius tersebut.
Seperti namanya, penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh pejabat Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba, pada 2016. Namun Insider mengungkap, keluhan pertama kali Sindrom Havana mungkin sudah ada sejak sebelum 2016.
"Kemungkinan ada serangan 2 tahun sebelumnya (2014) di Frankfurt, Jerman, ketika seorang pegawai pemerintah AS yang ditempatkan di konsulat pingsan akibat sesuatu yang mirip dengan pancaran energi kuat," demikian isi laporan.
Gejala penyakit ini adalah sakit kepala, pusing, mual, hingga hilang ingatan.