MOSKOW, iNews.id - Rusia ternyata tetap menjalin kontak dengan Amerika Serikat (AS) meskipun kedua pihak berseteru soal perang di Ukraina. Kremlin menegaskan kontak sporadis masih terjalin dengan AS membahas berbagai isu terkait senjata nuklir.
Pernyataan ini disampaikan Kremlin beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer. Dia juga mengancam Barat untuk tidak mengganggu integritas wilayah dengan mengatakan siap merespons dengan segala kemampuan yang ada. Pernyataan itu ditafsirkan sebagai senjata nuklir. Putin menegaskan ancaman itu bukan gertakan.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kedua pihak tetap mempertahankan saluran komunikasi terbatas yang memungkinkan bertukar pesan darurat.
"Ada saluran untuk dialog pada level yang tepat, tapi sifatnya sangat sporadis. Setidaknya bisa bertukar beberapa pesan darurat tentang posisi masing-masing," kata Peskov, dikutip dari Reuters, Senin (26/9/2022).
Sebelumnya Menlu AS Antony Blinken mengatakan negaranya sudah punya rencana jika Rusia menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina. Dia enggan menjelaskan secara rinci soal rencana itu, namun menyebut konsekuensi dari penggunaan senjata nuklir akan mengerikan.
“Saya tidak akan membahas apa konsekuensinya. Setiap penggunaan senjata nuklir memiliki efek bencana, bukan saja bagi negara yang menggunakan, tapi juga untuk banyak orang lain,” ujarnya.
Dia menegaskan pesan dari pemerintahannya tersebut sudah disampaikan kepada para pemimpin Rusia secara publik maupun pribadi.