Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar AS, Lynne Tracy. Dalam kesempatan itu, diplomat Amerika itu diberi tahu bahwa Washington DC telah melakukan perang hibrida melawan Rusia. Menurut Moskow, AS pun sebenarnya menjadi salah satu pihak dalam konflik tersebut.
“Langkah-langkah pembalasan pasti akan menyusul,” kata Kemlu Rusia.
Setelah AS mengizinkan Ukraina menggunakan senjata kiriman Amerika untuk menyerang ke wilayah Rusia, Kremlin mengirimkan sinyal bahwa mereka memandang hal tersebut sebagai eskalasi yang serius.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan latihan militer untuk mempraktikkan penyebaran senjata nuklir taktis. Dia pun mengatakan Rusia dapat menempatkan rudal konvensional dalam jarak serang dari Amerika Serikat dan para sekutunya. Pekan lalu, Putin juga menandatangani pakta aliansi militer bersama dengan Korea Utara.
Ketika ditanya wartawan seperti apa respons yang akan dibuat Rusia terhadap serangan di Krimea, akhir pekan lalu, Peskov hanya mengulang kata-kata Putin pada 6 Juni lalu tentang rencana penempatan senjata konvensional Rusia, termasuk rudal jarak jauh, ke negara-negara yang memusuhi AS.
“Tentu saja, keterlibatan Amerika Serikat dalam pertempuran, yang mengakibatkan kematian warga Rusia yang damai, pasti mempunyai konsekuensi. (Negara) mana tepatnya, biar waktu yang akan menjawabnya,” kata Peskov.