Agresi militer besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 memicu konfrontasi paling serius antara Moskow dan negara-negara Barat sejak krisis rudal Kub 1962. Masing-masing pihak menganggap pihak lain sebagai musuh abadi.
Presiden Vladimir Putin menggambarkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya sebagai kerajaan yang sedang runtuh dan ingin menghancurkan Rusia dan mencuri sumber daya alamnya. Sementara Barat menganggap Putin sebagai pembunuh dan Rusia di bawah pimpinan Putin sebagai musuh.
Setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, negara-negara Barat memberikan sanksi terberat yang pernah mereka jatuhkan terhadap negara-negara dengan perekonomian besar. Rusia menganggap sanksi tersebut sebagai deklarasi perang ekonomi, meskipun ekonominya tumbuh 3,6 persen tahun lalu.
Volodin, yang juga sekutu dekat Putin, memandang runtuhnya Uni Soviet pada 1991 sebagai sebuah tragedi. Dia pun menganggap pemimpin Soviet terakhir, Mikhail Gorbachev, sebagai korban tipu daya Barat hingga kebijakannya justru mempermalukan Rusia.
“Dengan Gorbachev, kita kehilangan negara kita, dan dengan Putin kita mendapatkannya kembali,” kata Volodin.