Adapun pasukan Rusia yang terdiri dari atas 1.960 personel militer dan 90 pengangkut personel lapis baja akan dikerahkan ke wilayah itu sebagai penjaga perdamaian. Tentara negeri beruang merah akan berada di sana untuk misi lima tahun yang dapat diperbarui.
Aliyev mengatakan, sekutu utamanya Turki juga akan terlibat dalam upaya penjaga perdamaian.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Ankara dan Moskow akan bersama-sama mengawasi gencatan senjata di pusat bersama yang akan ditunjuk oleh Azerbaijan di tanahnya yang telah dibebaskan dari pendudukan Armenia.
“Ini langkah yang tepat menuju solusi yang langgeng,” tutur Erdogan, dikutip AFP, Rabu (11/11/2020).
Konflik di Nagorno-Karabakh sebenarnya telah bergolak selama beberapa dekade, meski ada upaya internasional untuk mencapai kesepakatan. Eskalasi konflik meletus menjadi pertempuran baru pada akhir September lalu.
Lebih dari 1.400 orang dipastikan tewas dalam perang di wilayah itu, termasuk puluhan warga sipil. Namun, angka kematian diyakini jauh lebih tinggi.
Pasukan Azerbaijan memperoleh keuntungan yang stabil selama pertempuran berminggu-minggu, menyapu seluruh sisi selatan wilayah itu dan akhirnya ke jantungnya. Titik balik terjadi pada hari Minggu ketika Aliyev mengumumkan bahwa pasukannya telah merebut Shusha, kota terbesar kedua yang secara strategis vital di kawasan itu.