BOGOTA, iNews.id - Gelombang kekerasan kembali mengguncang sistem pemasyarakatan Ekuador. Sedikitnya 27 narapidana ditemukan tewas digantung di dalam sel di penjara Kota Machala, insiden berdarah terbaru yang disebut sebagai bagian dari perang antargeng narkoba yang terus melanda negeri itu.
Menurut lembaga pengawas penjara Ekuador, Servicio Nacional de Atencion Integral a Personas Privadas de Libertad (SNAI), para korban meninggal akibat asfiksia paksa, bukan bunuh diri.
“Metode ini sering digunakan dalam perselisihan geng di dalam penjara Ekuador,” ungkap perwakilan SNAI dalam pernyataannya.
500 Narapidana Tewas sejak 2021
Kekerasan di penjara Ekuador bukan fenomena baru. Sejak 2021, lebih dari 500 napi tewas akibat perang antargeng yang berlangsung terus-menerus.
Insiden paling berdarah terjadi di Guayaquil pada 2021, ketika lebih dari 100 narapidana tewas dalam satu hari dalam kerusuhan skala besar antarkartel.
Bentrok dan pembunuhan kerap terjadi di banyak fasilitas lain seperti Esmeraldas dan Machala, menjadikan penjara-penjara Ekuador sebagai salah satu yang paling berbahaya di dunia.
Kebijakan Militerisasi Belum Efektif
Sejak Januari 2024, Presiden Noboa memberlakukan status konflik bersenjata nasional melawan geng kriminal dan menugaskan militer untuk mengelola penjara-penjara besar. Namun langkah keras ini justru memperuncing perebutan kekuasaan di antara kelompok kriminal yang bersaing memperebutkan kendali.
Peristiwa di Machala menjadi peringatan serius bagi pemerintah Ekuador bahwa kekerasan di balik jeruji belum berakhir.
Meski operasi militer dan pengetatan keamanan terus dilakukan, pengaruh geng narkoba masih begitu kuat, menjadikan sistem pemasyarakatan Ekuador ibarat medan perang tanpa akhir.
Dipicu Perebutan Kekuasaan Antar-Kartel
Pihak berwenang menduga, pembunuhan massal di Machala berkaitan dengan reorganisasi geng menjelang pembukaan fasilitas keamanan maksimum baru yang dibangun di bawah pemerintahan Presiden Daniel Noboa. Reorganisasi ini memicu perebutan pengaruh antar-kelompok kriminal besar yang mengendalikan perdagangan narkoba dari balik jeruji besi.
Selain 27 napi yang tewas digantung, empat napi lainnya juga dilaporkan tewas dan 33 orang terluka, termasuk seorang polisi, dalam bentrokan terpisah di hari yang sama. Situasi di kompleks penjara Machala pun disebut masih sangat tegang.