Pada 2015, dia merilis pesan audio yang mengajak kelompok militan di Suriah untuk bersatu, salah satunya untuk membebaskan Palestina. Setahun kemudian, Hamza juga membuat pesan audio untuk menggulingkan kepemimpinan di Arab Saudi.
Keberadaan Hamza menjadi perdebatan. Dia diyakini menghabiskan waktu bertahun-tahun bersama ibunya di Iran, meskipun spekulasi itu masih menjadi kontroversi. Pasalnya secara ideologi, Hamza merupakan penentang Syiah.
Para pengamat mengatakan, Teheran sengaja menahan Hamza sebagai alat untuk melawan jika militan Sunni menyerang Iran.