TOKYO, iNews.id - Terpidana hukuman mati kasus pembunuhan sembilan orang di Jepang yang dijuluki Twitter Killer, Takahiro Shiraishi, mengungkap ingin menikah sebelum dieksekusi mati.
Shiraishi dijatuhi hukuman mati pada 15 Desember lalu terkait pembunuhan dan mutilasi terhadap sembilan orang, delapan di antaranya perempuan, pada 2017 lalu yang membuat heboh Jepang.
"Saya berpikir akan lebih baik punya seseorang yang mendukung saya. Dia bisa datang dan menjenguk saya di sini serta membawakan banyak keperluan," kata Shiraishi, kepada surat kabar Mainichi Shimbun, seperti dilaporkan kembali The Straits Times.
"Saya ingin bertemu dengan gadis normal (dan) menikah. Jika saya melakukannya, dia bisa melihat saya bahkan ketika saya berada di Rumah Tahanan Tokyo," ujarnya menambahkan, merujuk pada fasilitas yang disediakan bagi terpidana mati.
Pria 30 tahun itu tak menampakkan perasaan menyesal selama proses persidangan maupun pasca-vonis. Dia tampak tenang sambil sesekali tersenyum. Sebelum dijatuhi vonis, Shiraishi mengatakan tak akan mengajukan banding meskipun dihukum mati.
Sistem di Jepang tak mengumumkan waktu dan tempat eksekusi mati, di Jepang menggunakan tiang gantung, sampai hukuman dilakukan.
Seperti julukannya Twitter Killer, Shiraishi menggunakan akun media sosialnya untuk menjebak para korbannya. Mereka pernah menyatakan ingin mengakhiri hidup dan Shiraishi berjanji akan membantunya.