Bagi sebagian besar rakyat Israel, dinas militer adalah bagian dari kewarganegaraan yang tidak terpisahkan. Namun, meningkatnya durasi perang, jumlah korban sipil, serta ketidakpastian tujuan operasi membuat banyak prajurit mulai mempertanyakan peran mereka.
“Mereka harus mulai mendengarkan kita. Saya berharap orang lain akan mengikuti jejaknya dan melakukan langkah yang sama,” ujar Naomi.
Demonstrasi di Tel Aviv menjadi cerminan keresahan yang perlahan merambat di masyarakat Israel. Meski sebagian besar warga masih mendukung operasi militer dengan alasan keamanan, kelompok yang mempertanyakan efektivitas dan moralitas perang semakin vokal.
Lembaga-lembaga seperti Breaking the Silence, organisasi yang terdiri dari mantan prajurit Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menyatakan dukungan terhadap para penolak tugas. Mereka menyebut keputusan Feiner sebagai "tindakan berani" yang mencerminkan krisis moral di dalam militer.
Penolakan seperti yang dilakukan Feiner menantang gagasan konvensional tentang patriotisme. Di satu sisi, militer menuntut ketaatan dan loyalitas. Di sisi lain, perang yang tak kunjung berakhir dan merenggut ribuan nyawa warga sipil di Gaza membuat banyak tentara mengalami konflik batin.