Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengatakan, pemerintahannya dia tidak akan mengirim pasukan untuk berperang dengan Rusia jika terjadi invasi ke Ukraina. Laporan intelijen AS mengungkap, Rusia kemungkina akan melakukan serangan besar-besaran ke Ukraina pada awal 2022 setelah meningkatkan ketegangan di perbatasan dalam beberapa bulan terakhir.
Negeri Beruang Merah telah mengirim sekitar 100.000 pasukan ke perbatasan, termasuk peralatan tempurnya serta menggelar latihan perang. Ukraina, yang didukung AS dan NATO, juga mengintensifkan latihan perang.
Rusia membantah tuduhan akan melakukan invasi ke Ukraina pada awal 2022. Selain itu pemerintahan Putin menuduh NATO ingin memperluas kehadiran militer di perbatasan Rusia. Aktivitas tersebut dianggap sebagai ancaman keamanan nasional. Ini yang menjadi alasan Rusia mengerahkan pasukan dan armada militer di perbatasan wilayah kedaulatan.