Sistem ini menggunakan corong sekali pakai dan dirancang untuk memastikan tidak ada kontaminasi silang. Setelah alat ditiup pengguna, teknologi di dalamnya akan menilai senyawa kimia dari napas untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi atau tidak.
Setiap pengguna yang dinyatakan positif akan menjalani tes lanjutan yakni PCR.
Breathonix sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa organisasi lokal dan luar negeri untuk menggunakan sistem tersebut.
Indonesia pada Februari lebih dulu menggunakan tes serupa yang disebut GeNose di stasiun untuk digunakan penumpang kereta.