Pada tahun-tahun berikutnya, Al Julani tampaknya menjauhkan diri dari proyek Al Qaeda untuk mendirikan "kekhalifahan global" di semua negara mayoritas Muslim. Selain itu, dia juga tampaknya lebih fokus pada pembangunan kelompoknya di dalam perbatasan Suriah.
Menurut para analis, perpecahan tersebut tampaknya merupakan upaya untuk menekankan ambisi nasional kelompoknya, bukan ambisi transnasional, kepada kelompok-kelompok di Idlib.
Kemudian pada Juli 2016, Aleppo jatuh ke tangan rezim dan kelompok bersenjata di sana mulai bergerak menuju Idlib, yang masih dikuasai oposisi. Sekitar waktu yang sama, Al Julani mengumumkan bahwa kelompoknya telah berubah menjadi Jabhat Fateh al-Sham.
Pada awal 2017, ribuan pejuang menyerbu Idlib untuk melarikan diri dari Aleppo dan Al Julani mengumumkan penggabungan sejumlah kelompok tersebut dengan kelompoknya sendiri untuk membentuk HTS.
Menurut Studi Strategis dan Internasional di Washington DC, tujuan HTS didirikan untuk membebaskan Suriah dari pemerintahan otokratis Assad, mengusir milisi Iran, dari negara tersebut, dan mendirikan negara menurut interpretasi mereka sendiri tentang hukum Islam.