Reuters tidak dapat segera menghubungi putri Putin, perwakilan mereka atau Kremlin untuk memberikan komentar terkait pernyataan pejabat senior pemerintah AS itu.
Selain dua putri Putin, sanksi AS yang diumumkan Rabu kemarin juga termasuk putri dan istri Menteri Luar Negeri Rusim Sergei Lavrov. Kemudian, Dmitry Medvedev, mantan presiden dan mantan perdana menteri Rusia serta salah satu sekutu terdekat Putin. Lainnya termasuk Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin dan Menteri Kehakiman Konstantin Chuychenko.
Biden juga menandatangani perintah eksekutif yang melarang "investasi baru di Federasi Rusia oleh orang Amerika Serikat, di mana pun berada." Ini termasuk larangan modal ventura dan merger.
Sanksi baru lainnya, pemblokiran penuh terhadap Sberbank, lembaga keuangan terbesar Rusia, serta bank swasta terbesarnya, Alfa Bank. Menurut Joe Biden, ini respons atas kekejaman Rusia di Ukraina.
Sementara Rusia sebelumnya menyangkal sengaja menyerang warga sipil di Ukraina. Gambar mayat di Bucha utara Kiev disengaja dimunculkan untuk membenarkan sanksi lebih banyak terhadap Moskow.
Moskow sebelumnya juga mengatakan, melakukan "operasi militer khusus" yang dirancang untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Ukraina dan pemerintah Barat menolak itu sebagai dalih palsu untuk invasi Rusia.
Tingkat kekayaan Putin menjadi subjek sensitif di Rusia. Kremlin tahun lalu membantah Putin sebagai pemilik istana mewah di Laut Hitam, seperti yang dituduhkan oleh politisi oposisi Alexei Navalny dalam sebuah video yang menarik banyak penonton di YouTube.
Sementara Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Februari, sanksi yang diberlakukan terhadap Putin tidak ada gunanya.
"(Putin) cukup acuh tak acuh. Sanksi itu berisi klaim yang tidak masuk akal tentang beberapa aset. Presiden tidak memiliki aset selain yang telah dia nyatakan," kata Peskov.
Tetapi anggota parlemen AS percaya sebaliknya. Senator AS Sheldon Whitehouse beberapa minggu lalu mengatakan Putin menyimpan uangnya.
"Putin dan oligarkinya menyimpan uang kotor mereka di negara-negara hukum dengan membeli rumah mewah, kapal pesiar besar, karya seni, dan aset bernilai tinggi lainnya," kata Sheldon Whitehouse beberapa minggu lalu, saat memperkenalkan undang-undang yang menawarkan uang tunai.