"Bagi negara Barat, dia bertanggung jawab dalam mengekspor revolusi Islam Iran, mendukung teroris, menumbangkan pemerintahan pro-Barat dan mengobarkan perang Iran di luar negeri," kata Pollack, menambahkan.
Sementara itu di dalam negeri, desakan dari warga agar dia lebih berperan di politik semakin kuat.
Terlebih, Iran dilanda krisis ekonomi sebagai dampak dari sanksi AS. Keterlibatannya di politik bisa memberikan tekanan lebih besar kepada AS.
Namun dalam sebuah kesempatan, Soleimani menepis rumor bahwa suatu hari dia akan mencalonkan diri sebagai presiden.
Sebuah survei yang dilakukan IranPoll dan University of Maryland pada 2018 menunjukkan, dia merupakan salah satu dari sedikit tokoh yang dianggap layak melanjutkan estafet pemerintahan Iran.
Soleimani memiliki peringkat popularitas 83 persen, bahkan mengalahkan Presiden Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif.