Mayess Hamid, seorang warga, membuat berbagai macam makanan di dapur daruratnya berlantai pasir dan atap nilon.
Perempuan 31 tahun itu merupakan pembuat kue dan biskuit selama 10 tahun sebelum tokonya hancur akibat serangan Israel. Seperti banyak warga Gaza, dia kehilangan pekerjaannya ketika toko roti tempat dia bekerja dibom.
“Saya ingin memulai tahun dengan optimisme dan membuat kue Natal untuk dibagikan kepada anak-anak di kamp sekitar saya,” katanya.
“Perang mengubah hidup kami. Saya kehilangan penghasilan dan rumah saya hancur,” kata Hamid, yang telah mengungsi sembilan kali sejak keluarganya meninggalkan Zeitoun, sebelah timur Kota Gaza, dan kini menetap di Al Mawasi, Khan Younis.
Membuat kue, kata dia, merupakan tantangan karena Gaza saat in kekurangan bahan pokok sangat parah. Beberapa wilayah di Gaza dilanda kelaparan.