"Kualitas sekolah mereka saat ini akan memberi kekuatan bagi perekonomian mereka kelak," kata Sekjen OECD, Angel Gurria, dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/12/2019).
Untuk sains, siswa China mendapat skor sains 590 di atas rata-rata OECD yakni 489, matematika 591 (rata-rata OECD 489), dan membaca 555 (rata-rata OECD 487). Sementara itu di posisi kedua diisi Singapura dengan skor secara beurutan 551, 569, dan 555.
Survei PISA 2019 yang dilakukan terhadap 600.000 siswa di 79 negara ini menyoroti sulitnya meningkatkan kualitas pendidikan bagi negara anggota OECD. Negara-negara yang telah menambah anggaran lebih dari 15 persen dalam 10 tahun bagi siswa SD dan SMP terakhir pun mengalami kesulitan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
"Sangat mengecewakan sebagian besar negara OECD hampir tidak ada peningkatan dalam kinerja siswa sejak PISA pertama kali dilakukan pada 2000," kata Gurria.
Laporan ini juga menyoroti kesenjangan dalam pencapaian pendidikan yang bergantung pada latar belakang sosial ekonomi. Di beberapa negara, bahkan di mana pengeluaran pemerintah untuk pendidikan tinggi, latar belakang seorang siswa masih memainkan peran penting dalam hasil pendidikan mereka.