Namun akhirnya, jaksa tidak menuntut hukuman mati dan pria itu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Beberapa kelompok hak asasi manusia, termasuk Asosiasi Hak Asasi Manusia Taiwan, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengkritik usulan amandemen itu. Mereka menyerukan adanya undang-undang rasional untuk tindakan mengemudi dalam keadaan mabuk.
"Tidak ada bukti yang cukup bahwa memberlakukan hukuman berat dan undang-undang akan benar-benar mencegah (tindakan) mengemudi dalam keadaan mabuk," kata pernyataan itu.
Taiwan kembali menjalankan hukuman mati pada 2010 setelah jeda lima tahun, meskipun ada kecaman terus-menerus dari kelompok-kelompok hak asasi lokal dan internasional untuk menghapusnya.