Mereka menambahkan bahwa pihaknya tidak melakukan sunat pada perempuan yang berusia di bawah 18 tahun.
Khitan perempuan, prosedur yang menghilangkan sebagian atau seluruh klitoris perempuan dan seringkali berakibat fatal, tidak dianggap sebagai kejahatan di Rusia.
Praktik ini tidak dianggap sebagai masalah di Rusia hingga kelompok HAM Rusia, Inisiatif Keadilan Rusia (RJI), melaporkan pada 2016 bahwa praktik itu meluas di desa-desa pegunungan terpencil di Dagestan, bagian selatan Rusia.
RJI memperkirakan, puluhan ribu perempuan Muslim menjalani khitan di wilayah Kaukus Utara yang bergolak. Namun para penyelidik dari kantor Kejaksaan tidak bisa menemukan bukti praktik tersebut.
Anggota parlemen Rusia, Maria Maksakova-Igenbergds, mengajukan rancangan undang-undang untuk mempidanakan khitan perempuan pada 2016. Namun status RUU tersebut masih belum jelas.