MANILA, iNews.id - Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali membuat pernyataan kontroversial. Dia mengatakan presiden bukan pekerjaan untuk perempuan karena punya perbedaan emosional dengan laki-laki.
Pernyataan itu sebenarnya disampaikan untuk menepis spekulasi bahwa putrinya dipersiapkan untuk menggantikannya pada pemilu 2022.
"Putri saya tidak ikut pemilu. Saya sudah beri tahu Inday untuk tidak mencalonkan, karena saya kasihan dan sadar bahwa dia harus melalui apa yang saya alami," kata Duterte, kepada wartawan, merujuk pada nama panggilan putrinya, dikutip dari Reuters, Jumat (15/1/2020).
"(Jabatan presiden) Ini bukan untuk perempuan. Tahukah Anda, tatanan emosional seorang perempuan dan laki-laki sama sekali berbeda," ujarnya, melanjutkan.
Mengomentari pernyataan Duterte, aktivis perempuan Cristina Palabay mengatakan, kaum hawa sama cakapnya dengan laki-laki dalam pekerjaan apa pun.
"Yang paling penting ketika kita berbicara tentang presiden dan jabatan publik lainnya adalah menegakkan kepentingan orang miskin," katanya.
Filipina pernah dua kali dipimpin presiden perempuan, yakni Corazon Aquino yang menjabat dari 1986 hingga 1992 serta Gloria Macapagal Arroyo, dari 2001 hingga 2010.